Jumat, 12 November 2010

Air Terjun Grojogan Sewu


Air Terjun Grojogan Sewu

Hm, Air Terjun Grojogan Sewu, sebuah air terjun dengan panorama hutan alami di kaki Gunung Lawu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Bacpacker ke Air Terjun Grojogan Sewu

Untuk menuju ke Grojogan Sewu sangat gampang sekali, apalagi merupakan daerah wisata andalan Kabupaten Karanganyar.

    > Jika dari Solo, kita bisa naik bus jurusan Tawangmangu dan akan dikenakan biaya sebesar Rp 7.000,- s/d Rp 8.000,- Lebih gampangnya, liat aja daftar tarif bus yang banyak disebar di beberapa titik di Terminal Tirtonadi, Solo.

    >  Kita akan turun di Terminal Tawangmangu yang merupakan terminal terakhir, dari sini, kita bisa berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju air terjun dengan jalanan yang menanjak naik. Gampangnya, kita bisa naik angkot menuju air terjun seharga Rp 3.000,-

    >  Biaya retribusi Grojogan Sewu Rp 6.000,-

Untuk menuju air terjun, dari loket retribusi kita akan menuruni ratusan anak tangga menuju kebawah. Dalam perjalanan ini, deru air terjunpun bisa terdengar dengan jelas. Air terjunnya sendiri berada di dalam Hutan Wisata Grojogan Sewu yang memiliki luas 20 Ha. Jadi, dalam perjalanan menuju air terjun, kesan sejuk sangat terasa karena banyaknya pepohonan di kanan – kiri jalan.

Dalam perjalanan ini pula, kita bisa menemukan banyak sekali kera. Kera – kera tersebut merupakan  nilai tambahan dalam areal wisata ini. Namun, perlu diingat pula bahwa kera – kera tersebut juga mendapat predikat buruk ! Kera – kera di Grojogan Sewu suka sekali menyambar makanan yang dibawa pengunjung. Jika kita tidak awas, maka bisa amblas (habis) makanan kita. Bahkan, kera – kera tersebut juga sangat tertarik apa yang disebut dengan TAS. Yup, karena memang kebanyakan makanan dimasukan ke dalam tas, entah tas keresek atau tas ransel,jadi jagalah tas anda selalu dan jangan ditaruh sembarangan karena kera – kera tersebut seperti terhipnotis jika melihat tas tergeletak begitu saja (seperti pengalaman saya). Sewaktu disini, saya sempat melihat pertarungan sengit antara Manusia Vs Kera dalam memperebutkan tas dengan hasil akhir tas yang sobek (dan manusialah pemenangnya).

Air terjun Grojogan Sewu memiliki tinggi 81 meter, merupakan air terjun tertinggi ke-12 di Indonesia dan sekaligus menjadikannya air terjun tertinggi se-jawa Tengah. Untuk melihat air terjun dari dekat sebenarnya sudah ada larangannya, tapi banyak sekali yang nekat untuk melihatnya lebih dekat dan kita harus melewati bebatuan yang licin, apalagi hari itu mendung menggelayut dan gerimispun datang.

Walaupun bernama seribu (sewu = seribu), kenyataannya hanya ada satu air terjun utama dan beberapa air terjun kecil yang mengalir disekitar air terjun utama. Namun, pemandangan di sekitar air terjun sangat menarik daripada Air terjun Sedudo di Nganjuk yang hutannya banyak yang gundul.

Di sekitar air terjun banyak sekali pedagang makanan,terutama sate kelinci dan sate ayam. Di sini juga ada kolam renangnya dengan air khas pegunungan yang dingin. Selain itu, kita juga bisa mencoba flying fox dengan biaya Rp 10.000,- dan setelahnya kita dapat menyeberangi sungai dengan lewat jembatan gantung dari tali. Tertarik juga nyobain flying fox,ternyata………..datar…………adrenalin kurang terpacu, maklum, sering nyobain roller coaster walaupun dalam ukuran mini.

Perjalanan paling menantang adalah perjalan kembalinya ! Setelah menuruni ratusan anak tangga, maka sekarang giliran kita menaikinya. Capek ? tentu saja ! Tapi tenang saja, dibeberapa titik telah dibangun gazebo buat istirahat sementara. Kali ini, tugas saya membawa semua beban berat seperti tas ransel dan tanpa istirahat, saya berjalan mendaki meninggalkan dua orang yang berleha – leha di bawah [merasa dosa juga]. Takut capek ? kita bisa naik kuda dari air terjun menuju pelataran parkir.

Air terjun Grojogan Sewu

      Jika ingin bermalam,tak usah bingung, ada banyak hotel disini, letaknya di jalan – jalan kampung, tinggal sesuaikan budget aja. Jika sempat, jangan lupa kunjungi Situs Menggung yang terkenal akan bunga hiasnya dan tradisi Dhukutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar