Minggu, 10 Juli 2011

Penemuan Arca Di Kediri



Hm, pada hari Sabtu pagi 18 Juni 2011, dua buah arca telah diketemukan di Kota Kediri. Arca tersebut berada di Sendang kembar, Kelurahan Gayam Rt 3 Rw 8, Kecamatan Mojoroto, Kotamadya Kediri.

Bacpacker ke Penemuan Arca

   >  Dari Kediri, naik bus jurusan Nganjuk dan turun di pertigaan menuju ke SMP Negeri 6 Kota Kediri. Bagi yang tidak memiliki kendaraan sendiri, silahkan naik becak menuju Sendang Kembar.

   >  Dari Pertigaan, langsung saja mengarahkan kendaraan menuju ke SMPN 6. Setelah SMPN 6 terus saja ikuti jalannya hingga bertemu dengan perempatan jalan dan terletak SDN gayam di kiri jalan. Belok kiri dan terus saja hingga bertemu pertigaan kecil dengan masjid di kiri jalan. Belok kanan hingga ujung jalan lalu belok kiri hingga ujung
jalan lagi dan memasuki perkebunan orang. Sendang Kembar tempat diketemukannya arca berada pada sebelah kanan.

Kedua arcatersebut diketemukan diantara akar pohon sepereh. Pohon sepereh tersebut sudah tumbang sejak lama, namun oleh masyarakat sekitar baru dibersihkan pada 18 Juni 2011. Ketika pohon tersebut dibersihkan oleh Bpk. Supadi sekitar jam sepuluh pagi, tanpa sengaja kapaknya mengenai sebongkah batu. Setelah diamati, ternyata batu tersebut merupakan arca dan arca - arca tersebut terselip diantara akar pohon sepereh. 

Pohon Sepereh yang dibiarkan apa adanya sebagai monumen penemuan arca
Kedua arca tersebut terletak terpisah, satu berada di sisi utara, sedangkan satunya lagi berada pada sisi selatan. Pohon sepereh tersebut terletak di depan sebuah sendang yang diberi nama Sendang Kembar. Dulu, di sendang tersebut terletak dua buah pohon sepereh besar dan diantara pepohonan itulah muncul air yang menjadi air mata Sendang Kembar.

Empat Peninggalan Sejarah

Arca Ganesha
 Kedua arca tersebut diketemukan sudah dalam keadaan aus dengan keadaan seperti biasa dimana kepalanya sudah berjalan – jalan dari tubuhnya alias hilang. Walau sudah aus, salah satunya masih bisa dikenali dan berwujud Ganesha dengan perut gendutnya, dan bentuk belalainya masih terlihat ditambah tangan kanannya memegang aksamala (tasbih) dengan sikap duduk uttkutikasana, dimana kedua kakinya bertemu. Arca Ganesha tersebut duduk diatas padmasana atau teratai. Arca Ganesha ini mempunyai berat sekitar 35 kg, tinggi 30 cm, lebar 25 cm, serta tebal 11 cm.

Arca Tokoh
Sedangkan arca kedua sudah dalam kondisi yang aus dan tidak dapat dikenali. Arca kedua dalam posisi bertapa duduk diatas padmasana dengan sikap tangan dyanamudra dan membawa teratai di telapak tangannya. Arca kedua ini mengalami aus parah dan pada bagian beberapa bagian arca,, terutama bagian belakangnya disemen oleh masyarakat sekitar supaya tidak lepas. Masyarakat sekitar sendiri menyebut arca ini dengan sebutan Budha Julai yang biasa wara – wiri bersama Sun Go Kong dalam mencari kitab suci ke Barat. Namun, karena tidak dapat dikenali, BP3 Trowulan menyebut arca ini dengan sebutan arca tokoh dan kemungkinan besar merupakan arca Hindu. Keindahan arca tokoh ini masih terasa dimana ukiran selendang yang dipakai arca ini tampak nyata sekali. Arca tokoh ini memiliki tinggi 19 cm, lebar 30 cm, dan tebal 13 cm.

Batu dakon dan batu pijakan
Masih di tempat yang sama, masyarakat kembali menemukan dua buah benda peninggalan sejarah lagi. Satu berbentuk batu dakon (panjang 45 cm dan lebar 25 cm) dan satunya merupakan batu yang biasa digunakan sebagai pijakan kaki. Masyarakat sekitar bilang bahwa batu dakon tersebut merupakan sebuah penanggalan dan dengan perhitungan yang mereka buat diketemukanlah tahun 842. Tapi dari info mas Aang Sang Peneliti (terima kasih sekali atas infonya ya mas ^^ ), katanya batu dakon juga digunakan untuk ritual pertanian zaman dahulu dimana air hujan ditampung pada batu batu dakon tersebut dan air pertama yang menetes merupakan air yang suci. Berhubung saya bukan arkeolog, tanya saja ke ahlinya ^^

Dua Gayam
     
Sebelumnya, di area persawahan di sekitar sendang kembar juga sering diketemukan batu – batu besar, salah satunya adalah batu dakon yang berukuran besar, lebih besar dari batu dakon yang diketemukan sekarang dan agar tidak hilang disemen di area makam Sentono di Kelurahan Gayam.

Arca Ganesha dan Arca Tokoh
Saat sedang leyeh – leyeh di rumah sehabis kena demam, berita penemuan arca ini masuk pada berita siang di salah satu channel televisi swasta. Sialnya, acara tersebut tidak memberitahukan dimana arca tersebut berada dan hanya tertera di Kota Kediri. Dengan sumber dari internet, akhirnya didapat informasi bahwa penemuan arca tersebut berada di Gayam. Sayangnya, di Kediri saya hanya mengetahui Desa Gayam tempat diketemukannya Komplek Candi Tondowongso yang merupakan peninggalan Kerajaan Kediri. Sayangnya, Desa Gayam berada di Kabupaten Kediri dan penemuan arca yang dimaksud berada di Kotamadya Kediri.

Setelah mendapat informasi tambahan, pada Kamis, 23 Juni 2011 akhirnya berkesempatan juga mengunjungi tempat ini. Maunya berangkat pagi – pagi, akhirnya molor dan berangkat jam sepuluh pagi. Belum pernah memasuki daerah ini membuatku tiga kali tersesat. Padahal sudah tanya masyarakat sekitar, tapi ada masalah dalam menjabarkan antara kiri dan kanan. Saya tanya tentang arah kiri, antara kiri saya atau sebelah kiri beliau, dan hanya dijawab SD belok kiri, yang berarti dalam posisi saya belok kanan dan hasilnya tersesat, apalagi hari itu komplit sudah dimana di Kelurahan Gayam ada pernikahan sekaligus ada orang meninggaldan berhubung keblusuk, kedua tempat itu harus saya lewati.

Dari kiri ke kanan : Gunung Maskumambang, Gunung Klothok dan Gunung Wilis
Pemandangan di daerah ini benar – benar menakjubkan dimana Gunung Maskumambang, Gunung Klothok dan Gunung Wilis terlihat sekaligus dan di ketiga gunung tersebut masing - masing menyimpan peninggalan arkeologis. Saat mendekati bertanya masyarakat untuk keempat kalinya, saya malah dikira wartawan yang mau meliput, padahal masih kecil kaya gini dikira wartawan, aya – aya wae==”

Karena masih baru diketemukan dan tepat pada hari libur sekolah, tempat penemuan lumayan ramai dikunjungi. Apalagi anak – anak daerah setempat antusias untuk difoto, tapi saat mau difoto mereka malah kabur semua.

Berebut Dengan Pemkot

            Saat melihat tempat penemuan, ternyata arcanya sudah dipindah dari pohon sepereh dan dicor jadi satu. Masyarakat setempat bersepakat bahwa mereka menginginkan ara – arca tersebut tetap berada di Gayam karena itu merupakan peninggalan nenek moyang mereka. Masyarakat juga bersepakat untuk tidak mengambil keuntungan dari penemuan arca, semisal menarik biaya parkir. Hasilnya, pada hari Minggu pagi masyarakat sudah mengecor arca tersebut, padahal BP3 baru sempat datang pada sore harinya.

Penemuan Arca terbaru di Kediri dengan latar belakang Sendang Kembar

            Pemkotpun merasa kebakaran jenggot dan dilangkahi oleh masyarakat. Pemkot menginginkan arca – arca tersebut untuk dimasukkan ke Museum Airlangga yang bersebelahan dengan Gua Selomangleng. Apalagi setelah mengetahui arca tersebut dicor beton, pemkot semakin mencak – mencak. Ada yang bilang hal tersebut tidak baik dilakukan karena itu merupakan peninggalan sejarah, juga memiliki maksud ganda supaya tidak dijarah maling. Tapi, menurutku itu tidak apa – apa karena sangat jarang sekali masyarakat yang sadar akan sejarah nenek moyang sendiri dan mau merawatnya tanpa pamrih seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Gayam ini. 

Pak Supadi dengan arca temuannya
            Sayangnya, karena keterbatasan informasi, BP3 kurang begitu tahu dari Kerajaan mana arca – arca itu berasal. BP3 hanya mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan arca – arca tersebut berasal pada era Kerajaan Kahuripan pada masa Raja Airlangga. BP3 juga tidak akan menggali daerah sekitar dan beralasan bahwa tanah di sekitar penemuan telah berubah fungsi, dimana aslinya adalah tanah liat dan sekarang diganti pelengsengan.Juga kesimpulan lainnya apakah situs ini ada hubungannya dengan Gua Selomangleng yang terletak 1,5 Km dari tempat ini.

            Saat saya tanya apa penggalian disekitar Sendang Kembar akan dilanjutkan sendiri, masyarakat sekitar menolak untuk melanjutkannya karena ketiadaan biaya dan juga ketiadaan tenaga. Hm, padahal jika mau digali, pastinya akan semakin banyak menemukan arca – arca lainnya juga jika mau dirawat dan diekskavasi kemungkinan bisa menjadi daerah wisata sejarah bersanding dengan Gua Selomangleng.

Minggu, 03 Juli 2011

Winnie The Pooh



Sutradara                      Stephen J. Anderson, Don Hall
Penulis Naskah             Stephen J. Anderson , Don Dougherty
Pemain                          Jim Cummings, Craig Ferguson
Durasi                           1 Jam 3 Menit
Rilis                              15 Juli 2011
Budget                          $ 30.000.000
Worldwide Gross          $ 27.650.000
Subtitle Rilis                  20 Juli 2011
---------------------------------------------------------------------
Winnie The Pooh DVDRip
AsixFiles
Download Movie
JalurCepat
Register / Sign Up dulu sebelum mengunduh, gratis kok
Thanx to

Asixfiles
Part 1  -  Part 2  -  Part3
Register / Sign Up dulu sebelum mengunduh, gratis kok
Thanx to
---------------------------------------------------------------------
Subtitle
---------------------------------------------------------------------
Trailer
---------------------------------------------------------------------
Resensi 

            Hm, film dibuka dengan Pooh yang bangun tidur dan mendapati bahwa semua madu di rumah pohonnya telah habis. Karena perutnya lapar, maka Pooh pergi keluar rumah untuk mencari madu atau meminjam madu dari tetangga sekaligus teman – temannya.

            Dalam perjalanan, Pooh mendapati Eeyore sedang kesusahan karena ekornya menghilang. Dengan bantuan Owl dan Christoper Robin, akhirnya diputuskanlah untuk membuat kontes “ ekor baru bagi Eeyore “ dengan hadiah sebuah pot penuh madu. Semua warga hutanpun tertarik untuk mengikuti kontes tersebut, terutama Pooh yang perutnya terus keroncongan.

            Berbagai inovasi dan carapun dilakukan para warga Hutan Hundred Acre untuk memberikan ekor terbaik bagi Eeyore. Sayangnya, hampir semuanya mengalami kegagalan. Saat masalah ekor Eeyore belum selesai, muncul lagi masalah baru dengan diculiknya Christopher Robin oleh makhluk mengerikan yang bernama Backson. Seluruh warga Hutan Hundred Acre bahu - membahu menyusun siasat untuk merebut kembali Christopher Robin dan juga menemukan ekor baru bagi Eeyore. Malangnya, perut Pooh masih bersenandung tanpa bisa dikontrol. “ Oh, dear

            Berdasarkan buku cerita karya A. A. Milne dengan judul yang sama. Film terbaru Disney ini berdasarkan tiga cerita yang ada dalam buku tersebut. Dua kisah berasal dari buku Winnie-the-Pooh: "In Which Eeyore Loses a Tail and Pooh Finds One," dan "In Which Piglet Meets a Heffalump." Sedangkan satunya berasal dari The House at Pooh Corner: "In Which Rabbit Has a Busy Day and We Learn What Christopher Robin Does in the Mornings."

            Sebenarnya, film ini akan mengambil lima kisah dari buku A. A. Milne, namun entah kenapa, hasil akhirnya hanya memasukkan tiga kisah saja. Bahkan, sebelumnya ada pernyataan yang mengatakan bahwa hubungan pertemanan Rabbit akan ditunjukkan di film ini, tapi dalam hasil finalnya, adegan tersebut tidak pernah ada.

            Winnie The Pooh merupakan sebuah film 2D terbaru Disney semenjak kesuksesan The Princess And The Frog. Rasanya menyenangkan sekali melihat sebuah karya klasik Disney ditampilkan lagi dengan format seharusnya, bukannya 3D (khas Disney). Sudah jarang banget menonton film 2D dengan cerita menghibur dan bagus sejak film – filmnya Studio Ghibli.

            Hanya dengan durasi satu jam lebih sedikit (juga diikuti dengan film Winnie The Pooh lainnya dengan durasi yang sekitar satu jam), filmnya sendiri terasa ringan dan menghibur serta penuh dengan makna. Bisa dipastikan bisa menghibur anak – anak yang menontonnya, juga bias menjadi suatu nostalgia bagi orang tua yang juga turut menontonnya. Tak mengherankan film ini mendapat banyak sekali pujian oleh para kritiukus di rottentomatoes.

Diharapkan donasinya untuk kemajuan blog ini
Terima kasih ^^

Sabtu, 02 Juli 2011

Bloodsport

Bloodsport
 
Sutradara                    Newt Arnold
Penulis Naskah            Sheldon Lettich, Sheldon Lettich
Pemain                        Jean-Claude Van Damme, Paulo Tocha
Durasi                         1 Jam 32 Menit
Rilis                             26 Februari 1988
Budget                        $ 1.100.000
Worldwide Gross        $ 11.806.119 (USA)
Subtitle Rilis                20 Juli 2011
--------------------------------------------------------------------- 
Subtitle
Indonesia Subtitle Bloodsport BluRay Ganool
---------------------------------------------------------------------
Subtitle
Indonesia Subtitle Bloodsport BluRay YIFY
---------------------------------------------------------------------
Subtitle
Indonesia Subtitle Bloodsport m-HD/DVDRip
---------------------------------------------------------------------
Cara Mendaftar--- Cara Mengunduh --- Eror saat mengextract
---------------------------------------------------------------------
Bloodsport
---- Unduh Film
---------------------------------------------------------------------
Trailer
---------------------------------------------------------------------
Resensi 

            Hm, Frank W. Dux (Jean Claude Van Damme) memiliki sebuah janji lama dengan gurunya, Senzo Tanaka (Roy Chiao) untuk mengikuti turnamen Kumite dan memenangkannya juga demi menghomarti gurunya serta menggantikan posisi putra Senzo Tanaka yang telah meninggal dalam pertandingan Kumite sebelumnya.

            Walau ditentang atasannya untuk mengikuti Kumite, dengan bermodal nekat, Duxpun kabur dari barak militer dan pergi ke Hong Kong untuk mengikuti Kumite. Untuk membawa Frak kembali ke Amerika, maka diutuslah agen Rawlins (Forest Whitaker) dan Helmer (Norman Burton).

            Dalam perjalanannya di Hong Kong, Dux bertemu dengan Ray Jackson (   Donald Gibb) yang ternyata juga salah seorang peserta Kumite. Bersama Ray, Dux pergi ke tempat di selenggarakannya Kumite di suatu tempat di Kowloon. Ternyata, untuk bias mengikuti Kumite, Dux harus mempunyai undangan terlebih dahulu. Walau sudah menjelaskan bahwa dia mewakili Klan Tanaka, para Black Dragons tidak percaya. Untuk membuktikan Dux memang dari Klan Tanaka, maka Dux disuruh melakukan Dim Mak atau sentuhan maut.

            Di Hong Kong pula, Dux berkenalan dengan seorang wartawan yang bernama Janice Kent (Leah Ayres). Janice sangat ingin membuat sebuah artikel mengenai Kumite, sayangnya ada peraturan bagi petarung Kumite untuk tidak membocorkan lokasi diselenggarakannya Kumite. Setelah membantu Janice dari gangguan Sadiq Hossein, hubungan mereka berdua semakin dekat bahkan semakin intim, namun Janice tetap berkeras hati untuk membuat artikel mengenai Kumite walau Dux tak mau membocorkan apapun.

            Akhirnya Kumitepun digelar. Seluruh petarung terbaik dari penjuru dunia berkumpul untuk membuktikan yang terbaik. Diantara petarung lainnya, Chong Li (Bolo Yeung) yang menjadi rival Dux, karena Chong Li lah yang telah membunuh putra Senzo Tanaka yang telah dianggap sebagai saudara oleh Dux. Untuk mengalahkan Chong Li, Dux harus menghadapi petarung lainnya, termasuk Muay Thai kickboxer Paco (Paulo Tocha). Di lain pihak, Janice menyadari bahwa Dux bisa terbunuh dalam Kumite, maka dari itu dia mencari segala cara untuk menghentikan Kumite termasuk bekerja sama dengan agen Rawlins dan Helmer.


            Bloodsport merupakan film klasik keluaran tahun 1988 yang diinspirasi dari kisah Frank W. Dux yang ditulis dalam buku yang berjudul  The Secret Man: An American Warrior's Uncensored Story. Kisah Frank W. Dux sendiri masih diragukan kebenarannya. Dari hasil penelusuran Los Angeles Times, alamat dari Kumite merupakan alamat rumah Dux sendiri. Piala yang didapat Dux juga dibeli oleh Dux dari toko piala setempat.

            Akting para pemain di film ini tidak begitu mengesankan dan bisa dibilang kacau balau. Tapi, suguhan utama film ini bukanlah akting dari para pemainnya, melainkan adegan pertarungan yang ada dalam film ini. Untuk adegan laganya, Jean Claude Van Damme menunjukkan semua aksi terbaiknya, termasuk beberapa gaya khasnya. Frank W. Dux yang asli juga membantu film ini sebagai koreografi aksinya serta membantu dalam penulisan naskahnya yang cetek (sekali lagi, yang dijual film ini adalah adegan aksinya).

            Hanya dengan bermodalkan $ 1.100.000 saja, film ini telah mengantungi sebanyak $ 11.806.119 dalam peredarannya di Amerika saja, belum dihitung dalam peredarannya di seluruh dunia. Film ini telah mengantungi keuntungan sebanyak 1,073% dari biaya produksinya. Bloodsport sendiri termasuk film fenomenal dari segi aksi dan pendapatannya hingga masuk dalam jajaran film cult klasik. Kesuksesan Bloodsport sendiri bertanggung jawab atas menjamurnya film – film serupa dalam tahun – tahun sesudahnya, hingga serasa dalam awal – awal tahun 90’an, Hollywood seakan kehabisan ide. Sebuah remake dari film ini juga tercetus dan entah sampai sekarang belum terealisasi. Walau terdengar bagaikan ide buruk, semoga bisa lebih baik atau menyamai kesuksesan film pendahulunya ini.

Diharapkan donasinya untuk kemajuan blog ini
Terima kasih ^^