Senin, 28 Februari 2011

Arca Ganesha Boro



Hm, Arca Ganesha Boro, terletak di Dusun Boro, Desa Tuliskriyo Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Arca Ganesha Boro merupakan peninggalan Kerajaan Singosari.

Bacpacker ke Arca Ganesha Boro

Arca ganesha Boro hanya terletak beberapa meter saja dari jalan raya yang menghubungkan Blitar – Tulungagung - Lodoyo dan daerah wisata lainnya di Kabupaten Blitar seperti Candi Simping, Pantai Tambakrejo dan Gua Embultuk.

  >  Dari arah Tulungagung langsung naik bus menuju Blitar, turun di pertigaan Kademangan. Jalan melewati jalan dan belok jalan desa di sebelah kiri setelah jembatan. Arca berada di sebuah gang setelah rumah ketiga dari jalan raya.

  >  Dari arah Blitar dapat naik angkot yang
menuju Kademangan atau bus jurusan Tulungagung. Berhenti di Dusun Boro atau sebelum Jembatan Kademangan. Masuk jalan desa di kanan jalan. Papan petunjuk Arca Ganesha Boro lumayan besar bercat biru dan terletak di depan jalan desa, sayangnya tertutup tanaman dan kurang terlihat dari tepi jalan.



Kami ke Arca Ganesha Boro setelah dari Candi Mirigambar dan gagal ke Candi Ampel serta melewatkan begitu saja Candi Nilosuwarno yang dalam kenyataan bertuliskan Situs Aryo Jeding (padahal sudah memiliki data tentang candi ini).
Arca Ganesha Boro ini sangat unik, Arca Ganesha ini memiliki dua sisi dengan pahatan yang berbeda. Pada bagian depan tampak seperti arca Ganesha kebanyakan, dengan kepala gajah dan perut buncitnya yang mudah dikenali. Namun, pada sisi belakang terpahatkan Batara Kala, yang bersosok raksasa menyeramkan dengan mata yang melotot dan posisi tangan mengancam. Hal ini hanya dapat kita jumpai di Arca Ganesha Boro saja (arca dua sisi lainnya, namun bukan Arca Ganesha juga dapat kita temui di Candi Ceto dan di Situs Menggung).

Arca Ganesha Boro memiliki tinggi sekitar 1,5 meter ini memakai banyak atribut. Uniknya arca Ganesha ini memakai pakaian bermotif batik, pertanda bahwa batik telah dikenal sejak zaman dahulu. Motif batik seperti ini juga bisa kita temui di Candi Plaosan dan Candi Ngempon. Sayangnya, beberapa bagian arca telah rusak.

Sejarah Arca Ganesha Boro

            Beberapa situs internet menyebutkan bahwa Arca Ganesha berasal dari Situs Jimbe yang terletak tak jauh dari Dusun Boro. Situs Jimbe merupakan situs peninggalan Kerajaan Singosari dan secara otomatis, Arca Ganesha Boro ini juga merupakan peninggalan Kerajaan Singosari.


            Arca Ganesha Boro duduk diatas lapik arca (tempat dudukan arca) yang bermotifkan tengkorak. Pada salah satu sisi lapik arca ini terpahatkan prasasti yang berbunyi hana gana hana bumi. Jika ditulis menjadi 1611 dan dibaca 1161 Saka atau 1239 Masehi. Berarti, Arca Ganesha Boro didirakan berselang 17 tahun semenjak Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 Masehi, tahun dimana Kerajaan Kediri runtuh.

            Saat rentetan peristiwa tragedi 1965 terjadi. Hal – hal yang dianggap berhalapun dihancurkan. Arca Ganesha Boropun tak luput dari pengrusakan. Terbukti bahwa gading Ganesha yang patah dan beberapa bagian arca yang rusak. Hal ini disebut ikonoklastik yang berarti penghancuran ikon – ikon kebudayaan. Padahal, ketika Jepang mulai menjajah Indonesia, Arca Ganesha Boro ditimbun oleh Belanda agar tidak dirusak oleh Jepang. Namun, tentara Jepang malah membongkar timbunan tanah yang menutupi arca dan menjadikannya tempat berdoa sesuai ajaran agama mereka dan tidak merusaknya.

Hilang Dicuri

Dulu, dikanan - kiri Arca Ganesha Boro terdapat arca kecil dan kalamakara. Sekitar tahun 1970 – 1980’an, arca kecil ini hilang dicuri orang. Pada tahun 2000’an ketika sedang maraknya togel (judi toto gelap) arca kalamakara (yang oleh penduduk sekitar disebut anaknya Ganesha karena berbentuk Batara Kala yang terpahatkan di belakang Arca Ganesha Boro) inipun hilang dicuri. Pencuri ini diperkirakan dua orang. Seorang diantaranya datang menyamar sedang bersemedi di depan Arca Ganesha setelah sebelumnya meminta izin kepada juru pelihara arca.


Saat tengah malam, seorang pencuri lainnya datang membawa gerobak dan mengangkat arca kalamakara. Anehnya, walaupun Arca Ganesha Boro berada di antara pemukiman padat penduduk, tak ada satupun warga sekitar yang menyadarinya. Saat fajar menyising, baru tahulah warga sekitar bahwa arca kalamakara yang tak ternilai harganya itu telah raib.

Ternyata, walaupun telah berpagar besi, kasus pencurian benda sejarah masih marak terjadi. Bahkan, awal tahun 2010, sebuah arca kepala Buddha dipenggal paksa dari Komplek Candi Plaosan Lor, padahal candi ini memiliki banyak petugas. Mungkin diperlukan kamera pengawas (CCTV) di seluruh bangunan purbakala dan museum di Indonesia (hal yang tidak akan pernah mungkin terjadi). Apalagi melihat tulisan penanda situs yang lapuk, menambah kesan bahwa peninggalan budaya semakin bukan menjadi prioritas utama pemerintah.

Arca Ganesha Boro yang telah berpagar besi dan diatasnya telah dibangun cungkup dan didepannya terdapat pohon sawo yang besar serta berbuah sangat ranum ketika saya datang (sebijinya dijual Rp 100,- namun harus memanjat pohon dan memetik sendiri, mungkin pemiliknya mau membuktikan apakah teori evolusi itu benar adanya) sekarang yang tertinggal hanyalah sebuah batu bundar dan ada cekungan pada bagian bawahnya. Entahlah, ini umpak bangunan atau apa.

  Arca Kalamakara Yang Hilang Dicuri Sekitar Tahun 2000’an – Dokumen Terakhirkah Ini ? 
Courtesy Of Wisnu Hermawan

            Untungnya, orang – orang pemerhati peninggalan purbakala seperti saya sudah bergabung dalam komunitas Bol Brutu (Gerombolan Pencari Batu) di Facebook. Dalam suatu argumentasi yang saya pandu tentang hilangnya arca kalamakara di samping Arca Ganesha Boro yang fotonya diupload oleh Sang Arkeolog, Mbak Henny Puji Rahayu yang akhirnya memaksa Mas Wisnu Hermawan mengeluarkan foto lamanya (apalagi sudah dibujuk sana - sini oleh banyak orang). Thanks Mas Wisnu for this wonderful picture !! Apalagi sudah bersedia meminjamkannya. Btw, fotonya saya edit sedikit…..

Legenda Sang Arca

Arca Ganesha Boro juga memiliki legenda tersendiri. Arca Ganesha Boro yang dulu berada di Situs Jimbe pernah dipindah ke Pendopo Kabupaten Blitar dan keesokan paginya, sang arca telah berpindah dengan sendirinya ke Dusun Boro. Legenda yang sama namun lebih heboh juga terjadi pada Arca Totok Kerot.

Menurut seorang ibu – ibu yang buka warung nasi di dekat arca, dulu, zaman dimana kakeknya masih hidup (kalau saya menyebutnya kakek buyut :D ) sering terjadi penampakan di depan Arca Ganesha Boro. Penampakan dayang atau roh penunggu berupa seorang gadis cantik berambut panjang yang memakai pakaian tradisional (warga sekitar menyebut pakaian tersebut dengan sebutan kemben) atau seorang nenek – nenek dengan rambut yang memutih.

 Penampakan tersebut terjadi apabila ada orang yang nyelonong lewat begitu saja tanpa mengucapkan kata kulonuwun atau permisi. Maklum, dulunya Arca Ganesha Boro tidak memiliki pagar dan berada di tanah lapang dan dijadikan jalan pintas orang – orang untuk pergi ke sawah.

Arca Ganesha Boro Tampak Depan

Arca Ganesha Boro Tampak Belakang

            Lho, kalau sejak dulu orang – orang sekitar tahu kalau ada Arca Ganesha di Dusun Boro, jadi sejak kapan arca ini dpindah dari Situs Jimbe ?? Entahlah, saya sendiri juga bingung dan saat itu jupel arca sedang tidak ada dan informasinya banyak saya dapat dari penduduk sekitar. Dan sayapun melanjutkan perjalanan ke Candi Simping.

Minggu, 27 Februari 2011

Hereafter


Hereafter
83rd Academy Awards Nominee For 
Best Visual Effects

Sutradara                     Clint Eastwood
Penulis Naskah             Peter Morgan
Pemain                         Matt Damon, Cécile De France
Durasi                          2 Jam 9  Menit
Rilis                             15 Oktober 2010
Budget                         $ 50.000.000
Worldwide Gross         $ 101.046.941
Subtitle Rilis                 28 Februari 2011

---------------------------------------------------------------------
Hereafter BRRip
Register / Sign Up dulu sebelum mengunduh, gratis kok
Thanx to

---------------------------------------------------------------------
Subtitle
---------------------------------------------------------------------
Hereafter DVDRip

Part 1 Part 2  -  Part 3 

Password
---------------------------------------------------------------------
Subtitle
---------------------------------------------------------------------
Resensi
           
            Hm, Adegan dibuka dengan Marie Lelay (Cécile de France) yang membeli oleh – oleh di sebuah pasar karena kekasihnya, Didier (Thierry Neuvic) lebih memilih melanjutkan tidurnya. Tak berapa lama kemudian, sebuah gempa kecil terjadi dan disusul dengan tsunami yang dahsyat. Dari kejadian inilah, Marie memiliki pengalaman hampir mati.
            Settingpun berpindah ke San Francisco, dimana seorang mantan cenayang, George Lonegan (Matt Damon) dipaksa oleh saudaranya Billy (Jay Mohr) untuk membaca Christos (Richard Kind). Walau saudaranya, Billy selalu berkata bahwa George diberkahi kekuatan yang dapat menolong sesama, namun George manganggap kekuatan itu adalah kutukan karena Geroge tak bisa hidup normal seperti kebanyakan orang karena setiap dia menyentuh seseorang, maka Geroge bisa bertemu dengan roh – roh orang terdekat yang sudah meninggal yang disentuhnya. Hal itu membuat Geroge tak bisa merasakan kehidupan yang normal.
            Cerita lalu bergeser ke London, tempat anak kembar, Marcus and Jason (Frankie and George McLaren) yang hidup bersama ibu mereka yang pecandu narkoba, Jackie (Lyndsey Marshal) dan berusaha menciptakan suatu kehidupan “ideal” di mata petugas sosial agar mereka bisa tinggal terus bersama ibu mereka. Saat Jason menyuruh Jackie membeli obat untuknya, dalam perjalanan purang, Jason diserang beberapa berandalan dan dalam usahanya melarikan diri, Jason ditabrak oleh mobil dan tewas.
            Atas saran Didier, Marie cuti dari pekerjaannya sebagai pembawa berita dan menulis buku tentang sejarah. Namun, pada akhirnya Marie semakin tertarik akan pengalamannya pada dunia kematian dan memutuskan untuk mendalami hal tersebut.
            George mencoba mendapat hidup normal dengan mengikuti kursus memasak masakan Itali. Pada kursus ini, Geroge bertemu dengan Melanie (Bryce Dallas Howard). Karena sama – sama kesepian, mereka berduapun semakin dekat dan hanya tinggal menunggu waktu saja sampai Melanie mengetahui kelebihan George.
            Marcus merasa terpukul atas kematian Jason, ditambah ibunya yang harus dirahibilitasi karena narkoba. Marcuspun mencari banyak cara agar bisa bertemu dan berbicara lagi dengan Jason.
          Tiga orang, tiga negara, hingga akhirnya, sebuah kejadian akan mempertemukan mereka bertiga dan membuat mereka lebih memahami sebuah dunia, dunia setelahnya, dimana mereka yang tiada akan selalu ada.
            Pada awalnya film ini ditawarkan pada DreamWorks pada Maret 2008. Clint Eastwoodpun tertarik akan naskah film dan mengajukan diri untuk menyutradarainya. Karena kedekatan Clint Eastwood dengan Warner Brother, maka film ini beralih ke Warner Bros. Produser Eksekutif, Steven Spielberg melihat ending naskah yang terlalu biasa dan membuat Peter Morganmerombak bagian endingnya. Pihak Warner Bros mengungumkan perilisan film pada Desember 2010, namun dimajukan ke bulan Oktober 2010.
            Saat melihat adegan tsunami di awal film, kita pasti akan langsung ingat akan kejadian tsunami di Samudera Hindia. Mengingat Indonesia jarang dijadikan tempat syuting film, maka saat menonton film ini, saya merasa yakin bahwa lokasi yang dipakai adalah Pattaya, Thailand. Namun saat melihat adegan Marie jalan – jalan di pasar, keyakinan saya runtuh demi melihat pasar yang lengang dan berbeda dengan yang di Thailand serta orang – orang yang ada disana dan jelas – jelas mereka bukan orang Thailand. Memang di dalam film tidak pernah disebutkan dimana Marie dan Didier berlibur.
            Setelah diselediki, adegan tersebut berlokasi di Pulau Maui, Hawai. Sebuah adegan yang spektakuler dan mengerahkan banyak orang untuk adegan ini. Untuk adegan tsunami, 169 spesial efekpun diciptakan. Sebuah hal yang tak sia – sia karena film ini diganjar nominasi Academy Awards (OSCAR) ke-83 untuk Best Visual Effect. Sebuah film bermutu yang dipenuhi bintang serta sutradara kelas OSCAR yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja.


Diharapkan sumbangannya untuk kemajuan blog ini
Terima kasih ^^
 

Selasa, 22 Februari 2011

The Next Three Days



Sutradara                    Paul Haggis
Penulis Naskah            Paul Haggis, Fred Cavayé
Pemain                        Russell Crowe, Elizabeth Banks
Durasi                         2 Jam 2 Menit
Rilis                            19 November 2010
Budget                        $ 30.000.000
Worldwide Gross       $ 54.748.651
Subtitle Rilis               22 Februari 2011

---------------------------------------------------------------------
The Next Three Days BRRip
Maknyoss 720p
Jalur Cepat
Part 1  -  Part 2  -  Part 3  -  Part 4 

Thanx to
---------------------------------------------------------------------
The Next Three Days DVDRip

Thanx to
---------------------------------------------------------------------
Subtitle
---------------------------------------------------------------------
Resensi
            Hm, Tiga tahun lalu, John Brennan (Russell Crowe) memiliki kehidupan sempurna dengan seorang istri yang cantik, Lara Brennan (Elizabeth Banks) dan seorang putera, Luke (Ty Simpkins). Kehidupan mereka berubah drastis ketika polisi menerobos masuk rumah mereka dan menahan Lara atas kasus pembunuhan atasannya. Banyak bukti yang memberatkan Lara, apalagi pada siang harinya, Lara diketahui bertengkar dengan atasannya.

            Tiga tahun sudah John mencurahkan segalanya untuk kasus istri tercintanya dan putera mereka Luke yang tumbuh besar mengalami hari – hari buruk di sekolahnya akibat kasus yang menimpa ibunya. Kehidupan Jhon semakin terpuruk ketika pengadilan memvonis Lara dengan hukuman seumur hidup dan Lara juga memutuskan untuk bunuh diri walau akhirnya berhasil digagalkan. Jhon yang terus mempercayai bahwa istrinya tak bersalah meminta nasehat dari Damon Pennington (Liam Neeson), seorang narapidana yang sudah berkali – kali kabur dari berbagai penjara.
            Dengan nasehat dari Damon inilah, Jhon merencanakan untuk membawa istrinya kabur dari penjara. Segala persiapan telah Jhon persiapkan. Tiga tahun penantian, tiga bulan persiapan dan tiga hari untuk beraksi untuk meraih kebebasan bagi mereka bertiga....
            Merupakan remake dari film Perancis yang berjudul Pour Elle (Anything For Her) tahun 2008. The Next Three Days awalnya akan dirilis untuk tahun 2011, tapi dimajukan pada bulan November 2010. Sepertinya jadwal yang dimajukan ini sebagai suatu pertanda bahwa film ini tidak akan mengecewakan penontonnya. Dengan intrik, teka – teki dan aksi, membuat The Next Three Days merupakan sebuah hiburan yang benar – benar menghibur.
            Ngomong – ngomong soal film, bulan – bulan belakangan ini akan menjadi bulan yang sangat membosankan bagi perbioskopan Indonesia, dimana segala macam pajak tambahan dibebankan ke perfilman asing membuatnya ramai – ramai menarik diri dari Indonesia. Herannya mengapa harus tahun ini dimana akhir dari kisah Harry Potter akan tayang dan akhir dari trilogi pertama Transformers tayang. Tak tahukah mereka bahwa bertahun – tahun lamanya saya menunggu sebuah akhir dari saga besar dan franchise tersukses ini semenjak saya memegang novel bagian pertamanya. Oh, jangan paksa saya menonton Pelukan Janda Gerandong atau Suster Ngesot Lari (saya yakin pasti akan ada). Jika film Indonesia memiliki kualitas bagus, maka dengan sukarela saya akan menonton walau harus antri tiket (teringat waktu kecil diajak nonton Petualangan Sherina, harus antri berjam – jam untuk pesan tiket saja !! ). Oh, Indonesiaku…………


Diharapkan sumbangannya untuk kemajuan blog ini
Terima kasih ^^

Sabtu, 05 Februari 2011

Faster





Sutradara                    George Tillman Jr.
Penulis Naskah            Tony Gayton, Joe Gayton
Pemain                        Dwayne Johnson, Billy Bob Thornton
Durasi                         1 Jam 38 Menit
Rilis                             24 November 2010
Budget                        $ 24.000.000
Worldwide Gross        $ 25.160.673
Subtitle Rilis                4 Februari 2011
---------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------
Eror saat mengextract ?
Silahkan baca disini
---------------------------------------------------------------------
Subtitle
---------------------------------------------------------------------

Trailer
---------------------------------------------------------------------
Movie, West - Series, K-Drama, Anime,
          Music, Software, Subtitle and Many More
                                 Join Us In Here
         

-----------------------------------------------------------
Resensi
             Hm, seorang pengemudi (Dwayne Johnson) berniat balas dendam kepada pembunuh kakaknya. Selepas dari penjara, dia segera mengumpulkan informasi dan mendatangi satu per satu korbannya dan membunuh mereka tanpa kenal ampun. Tentu saja balas dendam sang pengemudi tidak berjalan mudah karena polisi (Billy Bob Thornton dan Carla Gugino) juga memburunya. Keadaan menjadi semakin menegangkan karena seorang pembunuh (Oliver Jackson-Cohen) juga ditugaskan untuk membunuh sang pengemudi.
            Masih dengan tema balas dendam yang sering kali diangkat ke layar lebar, faster mencoba untuk menawarkan hal baru kepada penonton dengan memasukkan tiga cerita ke dalam satu film. Sayangnya, hal ini malah membuat peran  Dwayne Johnson yang notabene merupakan pemeran utama menjadi kurang begitu berkesan dan perannya juga terasa kurang penting. Adegan aksinya juga terasa kurang karena harus berbagai dengan drama yang dipaksa dimasukkan dalam film ini, namun cukuplah daripada tidak ada sama sekali. 
            Faster memang bukanlah film A. Aksi balas dendam Dwayne Johnson juga kalah mentereng dibandingkan dengan The Bride – Uma Thruman yang aksi balas dendamnya harus berlanjut dalam dua film yang sukses besar. Setidaknya, faster merupakan sebuah film yang cukup bisa diandalkan untuk mengisi waktu luang.   
Diharapkan sumbangannya untuk kemajuan blog ini
Terima kasih ^^