Senin, 30 Agustus 2010

Candi Bubrah



Hm, Candi Bubrah merupakan sebuah candi bercorak  agama Buddha dan masih termasuk di dalam lingkungan Taman Wisata Prambanan. Diantara semua saudaranya di Taman Wisata Prambanan, Candi Bubrah bisa dibilang sebagai sebuah candi yang kesepian karena merupakan satu – satunya candi di kawasan ini yang tidak memiliki candi perwara.


Bacpacker ke Candi Bubrah

Untuk menuju ke Candi Bubrah, caranya sama dengan pergi ke Candi Prambanan,

   >  Setelah dari Candi Prambanan kita dapat berjalan kaki ke utara sejauh 500 meter. Atau berjarak kurang lebih 200 meter dari komplek Candi Lumbung. Jangan takut tersesat karena ada banyak papan penunjuk jalannya, bahkan saat kita berjalan menuju Komplek Candi Lumbung, Candi Bubrah dan Candi Sewu sudah terlihat dengan sangat jelas.


>  Takut capek, bisa naik kereta kelinci dengan ongkos Rp 10.000,- yang mengitari Taman Wisata Prambanan [dan lagi – lagi candi ini cuma dilewati saja]

Tak banyak orang yang melirik Candi Bubrah ini, terutama karena bentuknya yang tidak utuh dan hanya menyisakan kaki candinya saja setinggi dua meter. Kata Bubrah sendiri merupakan Bahasa Jawa yang berarti rusak atau hancur atau runtuh. Secara administratif candi ini berada di Dukuh Klurak, Desa Tlogo, Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Jawa Tengah.

Di tengah candi terdapat sebuah lubang atau sumuran sedalam kurang lebih dua meter. Pintu masuknya berada di sebelah timur seperti kebanyakan candi di Jawa Tengah. Satu – satunya penanda bahwa Candi Bubrah merupakan candi Buddha karena banyak sekali arca – arca Buddha yang tersebar di Candi Bubrah. Sayangnya, kesemua arca tersebut tanpa kepala. Selain arca, di Candi ini terdapat jalawadra bebentuk makara. Candi berbahan dasar batu andesit ini tidak terdapat relief, hanya terdapat beberapa pahatan berpola simetris.

                                                     Candi Bubrah Tampak Depan

Di halaman Candi Bubrah terdapat beberapa tumpukan batu, sepintas terlihat seperti candi perwara. Namun setelah didekati, ternyata memang memang tumpukan batu (karena tidak adanya bekas pondasi) yang sepertinya berasal dari reruntuhan Candi Bubrah.

Candi Bubrah sepertinya belum sempat tersentuh yang namanya renovasi, bahkan setelah gempa bumi melanda Yogyakarta dan sekitarnya tahun 2006 silam. Apakah hal ini dikarenakan bentuk candi yang kurang menjual ke wisatawan ? Jika memang begitu, Candi Bubrah yang merupakan empat candi yang mengitari Candi Sewu masih beruntung daripada saudaranya, yaitu Candi  Rejo (Candi Lor) dan Candi Ngablak (Candi Kulon) yang hanya tersisa reruntuhannya saja sert tersebar di beberapa tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar