Sabtu, 03 Mei 2014

Melongok Pameran Purbakala Bojonegoro


Melongok Pameran Purbakala Bojonegoro
Pameran Fosil Mulai Dari Sangiran Hingga Bojonegoro

Hm, ini semua dimulai dari notifikasi teman di FB yang mengatakan adanya pameran purbakala berupa fosil yang diselenggarakan di Bojonegoro. “Tertarik ?” Ya, iyalah ! Tapi jaraknya itu lho, duh, jauh amir dari rumah. Untungnya, mendekati hari pameran sedang nganggur badai kecuali resync - resync subs rempong, selebihnya bisa diatur !!

Menuju Ke Bojonegoro

 >  Bojonegoro, daerah yang kaya akan minyak ini bisa ditempuh menggunakan bis maupun kereta api. Ada beberapa Kereta Api yang menuju Bojonegoro, mulai dari Kertajaya, Gumarang, Sembrani hingga Cepu Ekspres.

 >  Dari Jakarta, Semarang maupun Surabaya ada banyak bis yang langsung menuju Bojonegoro. Sedangkan dari Jombang harus naik bis menuju Lamongan, turun di Babat yang terkenal dengan jajanan Wingko dan lanjut naik bis ke Bojonegoro.

 Bis dari Babat ini ada banyak sekali dan beroperasi 24 jam, jadi tak perlu khawatir ketinggalan bis.

 >  Dari Tulungagung maupun Kediri bisa menuju ke Terminal Nganjuk dan lanjut menggunakan bis kecil menuju Bojonegoro. Nah, bis Nganjuk – Bojonegoro ini jarang banget, sore dikit sudah nggak ada, diharapkan jangan sore – sore jika mau naik bis dari Nganjuk. Sedangkan dari Madiun bisa ke Ngawi lalu lanjut naik bis ke Bojonegoro.

Pameran Fosil Di Tengah Kota

Setelah diyakinkan teman bahwa ada bis subuh – subuh menuju Bojonegoro dan sebaliknya untuk pulang, serta jarak yang relatif dekat, hanya 1,5 jam. Maka, pada hari Rabu, 30 April 2014, berangkatlah saya pagi – pagi dari rumah. Nunggu di jalan, eh, udah sejam lebih ga ada bis yang datang. Berangkat ke Terminal, eeeehhh, lagi – lagi bisnya ga ada. Akhirnya setelah naik Bis, ternyata bisnya jalannya lemot, mana sering ngetem dan lama bener. Hasilnya, lepas tengah hari baru sampai Bojonegoro. Bused dah, lama perjalanannya setara menuju Solo, hm… Setelah dijemput teman dari Terminal Rajekwesi, menaruh tas, sarapsiang dan cuci muka, kamipun segera meluncur menuju lokasi Pameran.

Ramainya Pengunjung Dari Siswa – Siswi Bojonegoro

Pameran purbakala yang mengusung judul, “Pameran Kepurbakalaan Situs Sangiran” ini di adakan tanggal 28 April – 2 Mei 2014 dan bertempat di Gedung Serba Guna Bojonegoro, Jl. KH. Mansyur. Gedung Serba Guna ini letaknya dekat dengan Alun – Alun Bojonegoro dan Pasar Kota Bojonegoro serta bersebarangan dengan Sungai Bengawan Solo. Sesuai judulnya, pameran ini memang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPMPS) dan bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro.

Temuan Fosil Dari Sangiran Hingga Bojonegoro

Sayangnya, Fosil yang dipamerkan jumlahnya tak terlalu banyak, dan nyempil di atas panggung. Pihak Sangiran sendiri menjawab bahwa sebenarnya mereka mau membawa koleksi dalam jumlah banyak, akan tetapi diurungkan karena komunitas pemerhati sejarah di Bojonegoro, terutama dari Museum 13turut menampilkan aneka fosil temuan mereka yang tersebar seantero penjuru Bojonegoro. Hm, masuk diakal, apalagi acara ini membidik para pelajar di Bojonegoro mulai dari tingkat SD sampai SMA dan juga masyarakat umum mengenai tinggalan purbakala era pra-sejarah dalam hal fosil. Termasuk memperkenalkan betapa kayanya Bojonegoro akan tinggalan fosil jutaan tahun yang lalu.

Replika Tengkorak Manusia Purba Dari Sangiran Hingga Mojokerto

Replika Tengkorak Manusia Purba Sangiran 17

 Aneka Artefak Alat Tulang

Walaupun benda yang dipamerkan sedikit, akan tetapi antusiasme pengunjung sangat membludak, apalagi saat menginjak jam pulang sekolah. Siswa – Siswi SMP dan SMA berbondong – bondong mengerumuni lokasi pameran. Selain mengambil foto aneka koleksi fosil, mereka juga tampak mengerumuni petugas BPMPS, tampaknya mereka mendapatkan tugas makalah dari guru sejarah di sekolah. Ada yang datang bergerombol beserta teman mereka, ada juga yang datang beserta orang tua mereka, bahkan beberapa guru juga turut serta ke lokasi pameran, apalagi para guru ini mendapat 4 set buku gratis dari Sangiran.

Fosil Jutaan Tahun Lampau

Beberapa fosil yang dipamerkan di sini antara lain fosil tengkorak manusia purba maupun fosil tempurung kepala manusia purba. Dan lagi – lagi, fosil yang dipamerkan ini hanyalah replika, bahkan semua fosil tengkorak manusia purba yang ada di ruang pameran Museum Sangiran juga replika, kata mereka jika fosil asli yang dipamerkan terlalu beresiko, bisa hilang maupun rusak, apalagi jumlah fosil manusia purba tersebut sangat sedikit dan langka. Fosil replika tengkorak manusia purba yang dipamerkan bukan hanya dari Sangiran saja, tetapi berasal dari temuan wilayah lain seperti Situs Sambungmacan, Ngandong sampai Mojokerto. Selain itu masih ada artefak alat tulang maupun alat serpih yang digunakan manusia purba untuk berburu maupun menetak dan memotong hasil buruannya.

Fosil Banteng Purba, Separuh Masih Dilekati Batu

Fosil Buaya

Fosil Kerang

Masih ada lagi fosil gading dan gigi gajah purba jenis Stegodon sp. dan Elephas sp. dalam ukuran besar. Juga fosil moluska jenis Telescopium dan Bivalvia. Fosil kerang raksasa jenis Tridacna. Fosil tengkorak buaya jenis Gavialus dan Crocodylus. Ada pula fosil kepala banteng purba jenis Bibos. Fosil kepala banteng ini termasuk yang paling menarik karena sebagian fosilnya sudah dibersihkan dari bebatuan yang menempel dengan keras dan setengah bagian yang lainnya belum dibersihkan. Kesemua fosil yang berasal dari Sangiran ditaruh dalam kotak kaca dengan penerangan lampu kuning.

Fosil Ikan Paus, Temuan Dari Kecamatan Temayang, Bojonegoro

Selain itu, masih terdapat fosil ikan Paus. Fosil ikan paus ini termasuk fosil yang jarang ditemukan di Indonesia. Fosil Ikan Paus ini ditemukan di Kecamatan Temayang dan berusia 700.000 – 3 juta tahun yang lalu serta merupakan satu – satunya fosil dari Bojonegoro yang diletakkan dalam kotak kaca. Fosil – fosil lainnya yang berasal dari Bojonegoro diletakkan begitu saja di atas meja, tapi memuat deskripsi yang lebih lengkap seperti jenis fosil, perkiraan umur dan lokasi penemuan. Beberapa fosil itu antara lain, fosil Daun dari suku Araceae yang berusia 4 - 3 juta tahun yang lalu dengan lokasi penemuan Kecamatan Temayang, fosil cangkang kerang, fosil gigi dan gading Stegodon Trigonocephalus, fosil tanduk kerbau, fosil batang pohon sampai fosil bintang laut. Fosil – fosil dari Bojonegoro ini dengan mudah bisa dipegang maupun di towel – towel  oleh pengunjung yang penasaran. Menurut pihak pemeran, ini baru pertama kalinya ada koleksi fosil yang boleh dipegang bebas oleh masyarakat.

Fosil Daun Berusia 4 - 3 Juta Tahun Yang Lalu

Fosil Gading Gajah Purba, Lokasi Penemuan Dari Bojonegoro

Selain fosil, terdapat banyak banner yang menjelaskan sejarah ditemukannya Situs Sangiran oleh Eugene Dubois, formasi bebatuannya, pembentukan kubah Sangiran sampai ditetapkannya Situs Sangiran sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Ada juga foto dan informasi kilat mengenai Museum Sangiran dalam bentuk digital yang bisa diakses melalui komputer yang telah disediakan.

Fosil, Kuis Dan Film

Pameran yang dibuka dari jam 9 pagi sampai 8 malam ini mulai ramai dikunjungi di siang hari saat anak – anak SD pulang sekolah. Mereka beramai – ramai mendatangai lokasi pameran, selain untuk melihat koleksi, mereka juga berebut bermain puzzle sampai harus mengantri segala, karena setelah menyelesaikan satu buah puzzle, mereka bisa mendapatkan satu buah pin. Selain itu juga terapat kuis interaktif mengenai arkeologi, jika berhasil mendapat nilai tinggi akan mendapatkan satu buah buku. Saat pengunjung pameran makin membludak, apalagi saat malam hari dimana banyak orang tua berjalan – jalan bersama buah hati mereka, maka pihak panitia akan mengadakan talkshow seputar kepurbakalaan Sangiran serta memutar film dokumenter mengenai sejarah Sangiran mulai dari Homo erectus tipe Arkaik, aneka fauna yang hidup di Sangiran sampai proses terbentuknya Kubah Sangiran (Sangiran Dome) yang fenomenal itu. Eits, masih ada patung sekeluarga manusia purba Homo Erectus  yang dijadikan jujugan pengunjung untuk berfoto – foto ria lho :D

Bermain Puzzle, Berhadiah Pin

Kuis Interaktif, Point Tertinggi Mendapatkan Buku

Daftar Untuk Menunggu Giliran Bermain

Menonton Film Dokumenter Mengenai Sangiran

Walau budget saya untuk kemari diluar perkiraan, tapi saya sangat puas banget !! Bisa towel – towel fosil dan menambah banyak pengetahuan serta saat acara berlangsung sering dikira bagian panitianya, diuber - uber anak kecil yang menanyakan kapan jatah mereka bermain dan di akhir acara mendapat 5 buku gratis padahal yang lainnya hanya mendapat empat buku. Sorenya kami berjalan – jalan sekitar Bojonegoro, mengunjungi Klenteng Hok Swie Bio yang penuh mural berusia 135 tahun bak panel – panel komik yang berisi kisah Sun Go Kong, Sembilan Dewa serta kisah pada era Dinasti Tang. Dilanjutkan menikmati sore hari di tepian Bengawan Solo sembari melihat Kapal Kayu Kuno berusia ratusan tahun. Pulangnya mendapatkan fosil hewan laut seukuran kepalan tangan untuk ditambahkan ke koleksi di rumah :)) Oh, ya, berdasarkan penuturan pihak Sangiran, pada bulan Mei 2013 ini mereka akan mengadakan pameran di Kediri, Jatim. Hm, sepertinya harus segera menyiapkan dana lagi dan mencari tumpangan untuk blusukan ke sana lagi :)


Sekeluarga Homo Erectus :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar