Minggu, 19 Mei 2013

Situs Ketawanggede


Situs Ketawanggede
Candi Bersejarah di Halaman Mc Donald’s

            Hm, tidak semua situs bersejarah itu berada di tempat terpencil, di pelosok desa, jauh dari hingar – bingar  kehidupan Kota. Beberapa situs bersejarah, terutama dari masa klasik Hindu – Budha, terletak tepat di kawasan padat penduduk di kota besar, salah satunya Situs Ketawanggede yang terletak di halaman parkir Mc Donald’s Jalan Mt. Haryono, Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kotamadya Malang, Jawa Timur.

Menuju ke Situs Ketawanggede

         Menuju ke Situs Ketawanggede teramat sangat mudah, jika dari luar kota, tinggal naik bis, kereta api atau pesawat menuju ke Malang. Setelah itu silahkan naik angkot atau kendaraan pribadi dan arahkan ke Jalan Mt. Haryono. Dari sini tinggal cari gerai Mc Donald’s
yang letaknya juga bersebelahan dengan Universitas Brawijaya.

Candi Halaman Parkir

            Pada Oktober 2012 lalu, media massa sedang gencar – gencarnya memberitakan tentang situs bersejarah Ketawanggede yang “tergusur” dengan dibangunnya Mc Donald’s di kawasan Ketawanggede.

            Hampir satu tahun kemudian, pada hari Rabu, 15 Mei 2013, saya akhirnya berkesempatan mendatangi situs ini (tumben ingat tanggal). Sesuai pemberitaan, situs ini terletak di halaman parkir  Mc Donald’s yang baru dibangun itu. Untuk kemari, kita disuruh membawa surat tugas dari instasi terkait. Bagaimana dengan saya ? Ga perlu !! “Lha, ini hanya hobi saja kok melihat peninggalan purbakala, jadi kami ga punya instasi,” tukas teman saya saat manajer Mc Donald’s menanyakan asal instasi kami. Sebagai catatan, karena situsnya selalu dikunci dan terkunci, kita harus minta izin ke manajer Mc Donald’s yang sedang bertugas.

Di Dalam Cungkup Yang Tertutup
            Walau separo dicuekin, akhirnya mbak manajer yang baik hati itu mau membukakan pagar Situs Ketawanggede. Situs ini terletak di pojok sebelah kanan, dekat tempat parkir dan Mushola. Gampangnya, cari saja bangunan bercungkup. Cungkupnya sekarang sudah dikeliling tembok tinggi nan kinclong (baru dibuat), kesannya menutupi peninggalan sejarah ini (hm, setelah datang kemari baru paham yang dimaksud di media massa).
            “Kami bukannya menyembunyikannya mas, kami menjaganya. Kami juga membuat pagar ini supaya situsnya aman.” Begitulah penjelasan mbak manajer sambil membukakan gembok Situs Ketawanggede.

Setelah melongok ke dalam, ternyata terdapat dua pintu memasuki cungkup situs ini. Satu pintu di Mc Donald’s dan satunya lagi mengarah ke rumah pemilik lahan. “Status tanah kami hanya menyewa lahan, sedangkan bangunan Mc Donald’s milik kami… Ya, pintu satunya mengarah ke rumah pemilik lahan.” Imbuh mbak manajer.

Yoni dan Batu Gong

            Situs Ketawanggede terdiri dari beberapa batu andesit yang berbentuk seperti batu gong, sebuah potongan atap miniatur candi dan dua buah Yoni yang terbuat dari batu andesit (personifikasi alat kelamin perempuan, biasanya terdapat Lingga di atasnya. Karena bentuknya kotak, masyarakat suka menyebutnya sebagai Lumpang Kotak). Berhubung ada Yoni, maka bisa dipastikan bahwa Situs Ketawanggede merupakan peninggalan Hindu. Sedangkan Watu Gong merupakan umpak untuk menahan tiang bangunan yang biasanya terbuat dari kayu (jadi bukan fosil gong lho ya). Sayangnya, Yoni di situs ini sudah rusak. Bagian ujung atau cerat Yoni sudah hilang dan banyak bagian Yoni rusak seperti terkena hantaman benda keras.

Yoni Ketawanggede

            Situs Ketawanggede diperkirakan merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan, Kerajaan tertua di Jawa Timur dan mencapai kemakmuran pada masa Raja Gajayana. Nah, dimana ada Yoni, kemungkinan besar di daerah tersebut juga terdapat bangunan Candi. Mengingat Yoni-nya berukuran besar, pasti Candinya juga besar pula, setidaknya sebesar  Candi Badut yang juga berada di daerah Malang dan berasal dari era Kerajaan Kanjuruhan. Adanya bangunan Candi di kawasan Ketawanggede juga bisa dipastikan dari Prasasti Dinoyo (760 Masei) era Kerajaan Kanjuruhan.

             Jikalau digali, masih ada kemungkinan menemukan bangunan Candi dibawah tempat parkir Mc Donald’s atau bisa saja tidak ada sama sekali. Mungkin saja Candi tersebut sudah runtuh dan bebatuan Candi yang berserakan dijadikan bahan bangunan rumah oleh masyarakat setempat (kasus seperti ini selalu terjadi).

Didata Belanda

            Situs Ketawanggede berada tak jauh dari Sungai Brantas dan agak jauh di barat daya terdapat Sungai Metro. Walau akhir – akhir ini diberitakan, ternyata situs ini sudah pernah di data pada era kolonoalisme Belanda (tahun 1907 dan 1927). Dulu, batu – batu Situs Ketawanggede berserakan di pinggir jalan sebelum disimpan dalam dua cungkup. Satu cungkup kemudian dibongkar untuk dijadikan Mushola (benda purbakala dipindah ke dalam cungkup satunya).


Watu Gong Ketawanggede

            Selain itu, dulu di Situs Ketawanggede juga terdapat tiga buah lingga, arca Ganeshadan arca lembu Nandi. Benda – benda tersebut ada yang hilang, ada juga yang dipindah ke Museum maupun Gedung Kelurahan Ketawanggede. Sedangkan beberapa batu lesung yang berukuran besar dan batu gong dihancurkan warga untuk dijadikan bahan membuat rumah. Banyaknya Batu Gong disini membuat masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama Situs Watu Gong (watu bahasa jawa dari batu). Namun, di Malang juga terdapat Situs Watu Gong yang sudah lama “diresmikan” oleh pemerintah.

Ramai Dikunjungi

            Karena masih jam operasional, mbak manajer menyuruh kami bergegas dan berkali – kali menyatakan bahwa Mc Donald’s juga merawat situs bersejarah ini dengan memberi pagar supaya tidak sembarang orang masuk untuk merusak dan mencurinya serta bukannya menutup - nutupi. Dulu, untuk kemari ga perlu seribet sekarang. Kita tinggal minta dibukain ke petugas parkir. Namun, semuanya berubah saat serombongan orang (kemungkinan wartawan) yang berjumlah 20 orang berbondong – bondong datang ke Situs Ketawanggede.
            “Pengunjung kami sampai kaget, dikira terjadi sesuatu. Kami harus menjelaskan bahwa di sini terdapat situs bersejarah dan orang – orang itu ingin melihatnya.” Ujar mbak manajer, “Akhirnya kuncinya kita bawa, jadi kalau ada orang yang ingin masuk harus melalui kita. Takutnya, kalau sampai banyak orang datang, pengunjung bisa panik dan sesuatu bisa terjadi pada motor pengunjung, entah rusak atau hilang dicuri. Soalnya tempat ini dekat dengan tempat parkir.” Lanjut mbak manajer.

            Mas petugas parkir yang dulu diserahin membawa kuncipun juga turut menjelaskan, “Jadi, ke-20 orang itu tumplek-blekdi tempat sekecil itu. Ga tau mereka mau ngapain, mereka bilang suruh bukain dan saya dikasih satu bungkus rokok. Ya langsung saja saya bukain. Habis itu saya kena tegur atasan, ha ha ha…” Ucapnya dengan bercanda.

Situs Ketawanggede

            Bagi mahasiswa sejarah, tak ada salahnya mendatangi Situs ini, apalagi letaknya tepat berada di sebelah barat Universitas Brawijaya. Nah, setelah menyambangi Situs Ketawanggede, kita bisa sekalian beristirahat dan menikmati makanan di Mc Donald’s sambil membahas situs ini (kalau ga punya uang banyak, ka nada menu gocengnya :p ). Dan kamipun bergegas ke Mojokerto untuk mendatangi Air Terjundi kawasan Tahura (Taman Hutan Rakyat) R. Soerjo.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar