Sabtu, 31 Desember 2011

Situs Calon Arang


SitusCalon Arang

Hm, Calon Arang terletak di Dusun Butuh, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Menuju ke Situs Calon Arang

  >  Dari arah Kota Kediri, arahkan kendaraan ke arah Gurah – Pare. Sekitar satu kilometer dari Pasar Gurah (atau 500 meter dari Perempatan Sukerejo), pada kanan jalan terdapat SD Kerkep yang berdekatan dengan Balai Desa Kerkep.

  >  Di seberang SD ini terdapat jalan desa. Masuk saja dan terdapat masjid di kanan jalan, belok kanan. Terus saja hingga ujung jalan yang terdapat Pos Kamling. Dari sini belok kiri dan terus saja. Sebelum masuk jalan tanah yang menuju sawah, belok kanan sejauh 100 meter. Di kiri jalan terdapat jalan tanah kecil
dengan dam kecil bertuliskan GESTAPU. Belok kiri. Ikutilah jalan tanah itu sejauh 200 meter hingga jalan berakhir di persawahan. Di sebelah kanannya ada jalan kecil yang menuju ke sekumpulan pepohonan. Ikutilah jalan itu karena Situs Calon Arang ada di bawah pepohonan tersebut.

  >  Jika naik kendaraan umum, dari arah Kota Kediri bisa naik angkot menuju Pare atau Bus Malang. Selanjutnya, silahkan ikuti petunjuk saya diatas. Jika tersesat, jangan ragu untuk bertanya ke warga sekitar karena warga sekitar mengenal baik keberadaan situs ini.

Calon Arang, Janda Desa Girah

            Calon Arang merupakan kisah yang berdasarkan dari Serat Calon Arang yang ditulis pada abad ke-12. Penulisnya sendiri tidak diketahui dan salinannya dalam bahasa latin tersimpan di Bijdragen Koninklijke Instituut, Belanda.

Situs Calon Arang Sebelum Dikeramik

              Serat Calon Arang mengisahkan tentang Calon Arang, seorang janda yang hidup di Desa Girah. Calon Arang memiliki seorang putri cantik jelita yang bernama Ratna Manggali. Karena kekejaman Calon Arang yang sering merusak panen dan mendatangkan penyakit, Ratna Manggalipun sulit mendapat jodoh.

            Marah dan dendam, Calon Arangpun menculik gadis muda untuk dikorbankan ke Dewi Durga. Banjirpun datang dan menewaskan banyak warga. Selain banjir, penyakitpun juga mulai berdatangan. Mengetahui hal ini, Raja Airlangga segera mengutus Empu Baradah untuk menyelesaikan masalah ini. Empu Baradah lalu menikahkan muridnya, Empu Bahula dengan Ratna Manggali. Pesta besar – besaranpun diadakan dan keadaan kembali normal.

Situs Calon Arang Sesudah Dikeramik

            Suatu hari, Empu Bahula berhasil mengambil buku ilmu sihir Calon Arang dan menyerahkannya ke Empu Baradah. Marah, Calon Arangpun adu kekuatan dengan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arangpun kalah dan keadaanpun menjadi tenang dan damai.

Situs Calon Arang dan Tinggalannya

Dua kali ke Situs Calon Arang bertepatan dengan panennya tebu, Situs Calon Arang bisa terlihat dengan mudah dari jalan tanah dengan benderanya yang berwarna – warni yang dililitkan pada beberapa pohon. Jika ke situs ini saat tebu sedang tinggi – tingginya, niscaya akan kesulitan untuk menemukan situs ini.

Saat ini, Situs Calon Arang hanya tersisa empat buah umpak dan beberapa diantaranya dalam posisi terbalik, dua buah batu ambang pintu yang satu diantaranya dijadikan landasan sebuah patung baru yang khas Bali. Selain itu masih ada dua buah batu andesit berbetuk persegi yang merupakan komponen suatu bangunan ditambah sebuah lumpang dengan dasar yang berlubang serta beberapa batu andesit biasa yang diletakkan di sekitar situs. 



Batu Ambang Pintu (Kiri Atas), Umpak (Kanan Atas), Lumpang (Kiri Bawah), Umpak Dalam Posisi Terbalik (Kanan Bawah – Bendera Hitam)

Tak ada bata kuno di situs ini, yang ada hanyalah batu bata biasa. Ada sebuah bata kuno yang terlihat pada jalan tanah menuju situs ini. Saat kunjungan kedua saya kemari bersama Forum PASAK, bata kuno ini malah dibuat penyangga mesin pompa air. Setelah ditelusuri, ternyata ada banyak bata kuno pada sungai yang mengering di kiri jalan (samping pohon di ujung jalan).

Bentuk asli Situs Calon Arang sendiri masih merupakan suatu misteri mengingat sedikitnya batu – batu komponen bangunan yang tersisa. Tapi, dengan adanya umpak, kemungkinan bentuknya adalah suatu pendopo. Umpak – umpak tersebut digunakan sebagai penyangga tiang – tiang yang menyangga atap bangunan. Jika kisah Calon Arang itu benar adanya, kemungkinan besar Situs ini berlatar belakang agama Hindu dan didirikan pada era Kerajaan Kahuripan. Namun, tanpa adanya bukti yang pasti, penelitian untuk situs ini patut segera dilakukan.

Ekskavasi Balar, Jupel Termuda dan Peziarah dari Bali

Saat kunjungan pertama ke Situs Calon Arang, pada bagian pusat situs sedang dibangun altar berkeramik (dan pada kunjungan pertama pula beberapa foto saya corrupt =3=). Pada kunjungan kedua, altar tersebut sudah jadi dengan keramik putihnya. Saat kunjungan kedua pula inilah salah seorang jupel Situs Calon Arang sedang mebersihkan situs. Yang membuat si jupel ini istimewa adalah umurnya yang masih muda !! Mungkin saja dia seorang jupel termuda di Indonesia :)

Saat menengok ekskavasi Candi Tondowongso oleh BALAR (Balai Arkeologi) Yogyakarta pada Sabtu, 17 September 2011, saya mendapat informasi bahwa Situs Calon Arang juga akan diteliti BALAR sekitar akhir tahun 2011. Namun, sampai Desember 2011 ini saya tidak mendapatkan informasi apapun. Pernah juga dibisiki kabar bahwa seorang petinggi di Pemkab Kediri berminat untuk memugar Situs Calon Arang.

Situs Calon Arang juga ramai akan peziarah, terutama peziarah yang berasal dari Bali. Bahkan, situs ini pernah didatangi budayawan Bali. Walau minim data, dengan kunjungan budayawan dari Bali ini, banyak pihak semakin yakin bahwa Situs Calon Arang merupakan asal dari Legenda Calon Arang yang melegenda itu. Jika ditelusuri kebelakang, daerah tempat Situs Calon Arang berada dulunya bernama Desa Girah sebelum berubah menjadi Kecamatan Gurah.

Situs Calon Arang Di Tengah Kebun Tebu

Sayang sekali, situs yang legendanya menjadi dasar Tari Barong yang mendunia itu seakan tidak diurus dan dibiarkan terbengkalai. Walau sudah dimasukkan ke dalam pamflet Pariwisata Kabupaten Kediri, jika dikelola dengan baik, dengan memperbaiki jalan menuju situs, memperlebar serta mengaspalnya dan menambahkan papan petunjuk ditambah promosi yang tepat guna (terutama promosi ke Bali), niscaya, Situs Calon Arang akan mendatangkan pendapatan bagi Pemkab dan warga sekitar, apalagi jika dikemas dengan wisata Pamenang yang letaknya hanya 1,5 Km dari Situs Calon Arang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar