Hm, pada hari Sabtu pagi 18 Juni 2011, dua buah arca telah diketemukan di Kota Kediri. Arca tersebut berada di Sendang kembar, Kelurahan Gayam Rt 3 Rw 8, Kecamatan Mojoroto, Kotamadya Kediri.
Bacpacker ke Penemuan Arca
> Dari Kediri, naik bus jurusan Nganjuk dan turun di pertigaan menuju ke SMP Negeri 6 Kota Kediri. Bagi yang tidak memiliki kendaraan sendiri, silahkan naik becak menuju Sendang Kembar.
> Dari Pertigaan, langsung saja mengarahkan kendaraan menuju ke SMPN 6. Setelah SMPN 6 terus saja ikuti jalannya hingga bertemu dengan perempatan jalan dan terletak SDN gayam di kiri jalan. Belok kiri dan terus saja hingga bertemu pertigaan kecil dengan masjid di kiri jalan. Belok kanan hingga ujung jalan lalu belok kiri hingga ujung
jalan lagi dan memasuki perkebunan orang. Sendang Kembar tempat diketemukannya arca berada pada sebelah kanan.
jalan lagi dan memasuki perkebunan orang. Sendang Kembar tempat diketemukannya arca berada pada sebelah kanan.
Kedua arcatersebut diketemukan diantara akar pohon sepereh. Pohon sepereh tersebut sudah tumbang sejak lama, namun oleh masyarakat sekitar baru dibersihkan pada 18 Juni 2011. Ketika pohon tersebut dibersihkan oleh Bpk. Supadi sekitar jam sepuluh pagi, tanpa sengaja kapaknya mengenai sebongkah batu. Setelah diamati, ternyata batu tersebut merupakan arca dan arca - arca tersebut terselip diantara akar pohon sepereh.
Pohon Sepereh yang dibiarkan apa adanya sebagai monumen penemuan arca |
Kedua arca tersebut terletak terpisah, satu berada di sisi utara, sedangkan satunya lagi berada pada sisi selatan. Pohon sepereh tersebut terletak di depan sebuah sendang yang diberi nama Sendang Kembar. Dulu, di sendang tersebut terletak dua buah pohon sepereh besar dan diantara pepohonan itulah muncul air yang menjadi air mata Sendang Kembar.
Empat Peninggalan Sejarah
Arca Ganesha |
Kedua arca tersebut diketemukan sudah dalam keadaan aus dengan keadaan seperti biasa dimana kepalanya sudah berjalan – jalan dari tubuhnya alias hilang. Walau sudah aus, salah satunya masih bisa dikenali dan berwujud Ganesha dengan perut gendutnya, dan bentuk belalainya masih terlihat ditambah tangan kanannya memegang aksamala (tasbih) dengan sikap duduk uttkutikasana, dimana kedua kakinya bertemu. Arca Ganesha tersebut duduk diatas padmasana atau teratai. Arca Ganesha ini mempunyai berat sekitar 35 kg, tinggi 30 cm, lebar 25 cm, serta tebal 11 cm.
Arca Tokoh |
Sedangkan arca kedua sudah dalam kondisi yang aus dan tidak dapat dikenali. Arca kedua dalam posisi bertapa duduk diatas padmasana dengan sikap tangan dyanamudra dan membawa teratai di telapak tangannya. Arca kedua ini mengalami aus parah dan pada bagian beberapa bagian arca,, terutama bagian belakangnya disemen oleh masyarakat sekitar supaya tidak lepas. Masyarakat sekitar sendiri menyebut arca ini dengan sebutan Budha Julai yang biasa wara – wiri bersama Sun Go Kong dalam mencari kitab suci ke Barat. Namun, karena tidak dapat dikenali, BP3 Trowulan menyebut arca ini dengan sebutan arca tokoh dan kemungkinan besar merupakan arca Hindu. Keindahan arca tokoh ini masih terasa dimana ukiran selendang yang dipakai arca ini tampak nyata sekali. Arca tokoh ini memiliki tinggi 19 cm, lebar 30 cm, dan tebal 13 cm.
Batu dakon dan batu pijakan |
Masih di tempat yang sama, masyarakat kembali menemukan dua buah benda peninggalan sejarah lagi. Satu berbentuk batu dakon (panjang 45 cm dan lebar 25 cm) dan satunya merupakan batu yang biasa digunakan sebagai pijakan kaki. Masyarakat sekitar bilang bahwa batu dakon tersebut merupakan sebuah penanggalan dan dengan perhitungan yang mereka buat diketemukanlah tahun 842. Tapi dari info mas Aang Sang Peneliti (terima kasih sekali atas infonya ya mas ^^ ), katanya batu dakon juga digunakan untuk ritual pertanian zaman dahulu dimana air hujan ditampung pada batu batu dakon tersebut dan air pertama yang menetes merupakan air yang suci. Berhubung saya bukan arkeolog, tanya saja ke ahlinya ^^
Dua Gayam
Sebelumnya, di area persawahan di sekitar sendang kembar juga sering diketemukan batu – batu besar, salah satunya adalah batu dakon yang berukuran besar, lebih besar dari batu dakon yang diketemukan sekarang dan agar tidak hilang disemen di area makam Sentono di Kelurahan Gayam.
Arca Ganesha dan Arca Tokoh |
Saat sedang leyeh – leyeh di rumah sehabis kena demam, berita penemuan arca ini masuk pada berita siang di salah satu channel televisi swasta. Sialnya, acara tersebut tidak memberitahukan dimana arca tersebut berada dan hanya tertera di Kota Kediri. Dengan sumber dari internet, akhirnya didapat informasi bahwa penemuan arca tersebut berada di Gayam. Sayangnya, di Kediri saya hanya mengetahui Desa Gayam tempat diketemukannya Komplek Candi Tondowongso yang merupakan peninggalan Kerajaan Kediri. Sayangnya, Desa Gayam berada di Kabupaten Kediri dan penemuan arca yang dimaksud berada di Kotamadya Kediri.
Setelah mendapat informasi tambahan, pada Kamis, 23 Juni 2011 akhirnya berkesempatan juga mengunjungi tempat ini. Maunya berangkat pagi – pagi, akhirnya molor dan berangkat jam sepuluh pagi. Belum pernah memasuki daerah ini membuatku tiga kali tersesat. Padahal sudah tanya masyarakat sekitar, tapi ada masalah dalam menjabarkan antara kiri dan kanan. Saya tanya tentang arah kiri, antara kiri saya atau sebelah kiri beliau, dan hanya dijawab SD belok kiri, yang berarti dalam posisi saya belok kanan dan hasilnya tersesat, apalagi hari itu komplit sudah dimana di Kelurahan Gayam ada pernikahan sekaligus ada orang meninggaldan berhubung keblusuk, kedua tempat itu harus saya lewati.
Dari kiri ke kanan : Gunung Maskumambang, Gunung Klothok dan Gunung Wilis |
Pemandangan di daerah ini benar – benar menakjubkan dimana Gunung Maskumambang, Gunung Klothok dan Gunung Wilis terlihat sekaligus dan di ketiga gunung tersebut masing - masing menyimpan peninggalan arkeologis. Saat mendekati bertanya masyarakat untuk keempat kalinya, saya malah dikira wartawan yang mau meliput, padahal masih kecil kaya gini dikira wartawan, aya – aya wae==”
Karena masih baru diketemukan dan tepat pada hari libur sekolah, tempat penemuan lumayan ramai dikunjungi. Apalagi anak – anak daerah setempat antusias untuk difoto, tapi saat mau difoto mereka malah kabur semua.
Berebut Dengan Pemkot
Saat melihat tempat penemuan, ternyata arcanya sudah dipindah dari pohon sepereh dan dicor jadi satu. Masyarakat setempat bersepakat bahwa mereka menginginkan ara – arca tersebut tetap berada di Gayam karena itu merupakan peninggalan nenek moyang mereka. Masyarakat juga bersepakat untuk tidak mengambil keuntungan dari penemuan arca, semisal menarik biaya parkir. Hasilnya, pada hari Minggu pagi masyarakat sudah mengecor arca tersebut, padahal BP3 baru sempat datang pada sore harinya.
Penemuan Arca terbaru di Kediri dengan latar belakang Sendang Kembar |
Pemkotpun merasa kebakaran jenggot dan dilangkahi oleh masyarakat. Pemkot menginginkan arca – arca tersebut untuk dimasukkan ke Museum Airlangga yang bersebelahan dengan Gua Selomangleng. Apalagi setelah mengetahui arca tersebut dicor beton, pemkot semakin mencak – mencak. Ada yang bilang hal tersebut tidak baik dilakukan karena itu merupakan peninggalan sejarah, juga memiliki maksud ganda supaya tidak dijarah maling. Tapi, menurutku itu tidak apa – apa karena sangat jarang sekali masyarakat yang sadar akan sejarah nenek moyang sendiri dan mau merawatnya tanpa pamrih seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Gayam ini.
Pak Supadi dengan arca temuannya |
Sayangnya, karena keterbatasan informasi, BP3 kurang begitu tahu dari Kerajaan mana arca – arca itu berasal. BP3 hanya mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan arca – arca tersebut berasal pada era Kerajaan Kahuripan pada masa Raja Airlangga. BP3 juga tidak akan menggali daerah sekitar dan beralasan bahwa tanah di sekitar penemuan telah berubah fungsi, dimana aslinya adalah tanah liat dan sekarang diganti pelengsengan.Juga kesimpulan lainnya apakah situs ini ada hubungannya dengan Gua Selomangleng yang terletak 1,5 Km dari tempat ini.
Saat saya tanya apa penggalian disekitar Sendang Kembar akan dilanjutkan sendiri, masyarakat sekitar menolak untuk melanjutkannya karena ketiadaan biaya dan juga ketiadaan tenaga. Hm, padahal jika mau digali, pastinya akan semakin banyak menemukan arca – arca lainnya juga jika mau dirawat dan diekskavasi kemungkinan bisa menjadi daerah wisata sejarah bersanding dengan Gua Selomangleng.