Keraton Ratu Boko
Hm, Keraton Ratu Boko, terletak sekitar 2 km sebelah selatan Candi Prambanan. Keraton Ratu Boko terletak di atas sebuah bukit dengan ketinggian ± 195.97 mdpl. Memiliki luas sekitar 25 hektar dan berada di dua desa, yaitu Desa Sambirejo dan Desa Dawung, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Yogyakarta.
Bacpacker ke Keraton Ratu Boko
> Cara termudahnya adalah dengan membeli tiket terusan Candi Prambanan – Keraton Ratu Boko dengan biaya Rp 30.000,- sampai Rp 25.000,- tergantung pas hari libur besar atau tidak (saya kena Rp 30.000,- karena pas hari libur Natal dan Tahun Baru). Dengan membeli tiket tersebut, kita akan diantar – jemput dengan mobil dengan waktu tak terbatas (mobil akan datang setiap sejam sekali) dan dapat air mineral (botol kecil) serta tidak dipungut biaya lagi.
> Atau jika tak punya kendaraan dan cuma ingin datang ke Keraton Ratu Boko, maka dari arah Yogyakarta bisa naik bus yang menuju Solo atau naik bus Trans-Yogya dengan biaya Rp 3.000,- [turun di Termial Prambanan]
> Dari terminal Prambanan kita bisa naik ojek menuju Keraton Ratu Boko dengan estimasi biaya Rp 5.000,- sampai Rp 20.000,- tergantung kita nawarnya dan pastikan supaya tukang ojeknya menunggu karena tak ada angkutan umum lagi dari sana.
Keraton Ratu Boko diketemukan kembali oleh HJ De Graaf, seorang arkeolog Belanda pada abad ke-17. Tahun 1790 Van Boeckholtz mempublikasikannya dan menarik minat para ilmuwan untuk menelitinya. Awal abad ke-20, FDK Bosch kembali meneliti dan menarik kesimpulan bahwa reruntuhan di Bukit Boko merupakan bekas keraton.
Di sekitar Keraton Ratu Boko pernah diketemukan prasasti berangka tahun 792 M yang dinamakan Prasasti Abhayagiriwihara. Prasasti ditulis menggunakan huruf pranagari, yang merupakan salah satu ciri prasasti Buddha. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Rakai Panangkaran dan menyebut Ratu Boko sebagai Abhayagiriwihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya, Giri berarti bukit atau gunung, Wihara berarti asrama Bhiksu Buddha. Jadi, Abhayagiriwihara berarti asrama para Bhiksu Buddha yang terletak di atas bukit yang damai dan tentram (tanpa adanya bahaya). Pada masa – masa selanjutnya, Abhayagiriwihara dirubah menjadi Keraton Walaing oleh Raja bawahan (vasal) yang bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni.
Nama Keraton Ratu Baka sendiri mempunyai arti lain, masyarakat menyebut situs ini demikian dan menghubungkannya dengan legenda Loro Jonggrang, dimana keraton ini merupakan istana dari Raja Baka, ayah Loro Jonggrang. Boko sendiri juga berarti bangau. Disinyalir, dulunya tempat ini terdapat banyak burung bangau (burung blekok dalam bahasa Jawa).
Kraton Baka dipengaruhi oleh Hinduisme dan Buddhisme, dikarenakan dibangun pada abad ke-8 oleh Wangsa Syailendra yang beragama Buddha, kemudian diambil alih oleh Mataram Hindu.
Karena merupakan Keraton (berasal dari kata Ka-ra-tu-an yang berarti istana raja), Keraton Ratu Baka sendiri mempunyai banyak bangunan di dalamnya, diantaranya
1. Gerbang : terdiri dari beberapa gerbang paduraksa (gerbang dengan atap)
2. Candi Batukapur : trbuat dari batu kapur dan apabila terkena sinar matahari warnanya menjadi putih menyilaukan dengan rerumputan hijau tumbuh diatas candi ini.
3. Candi Pembakaran : mempunyai sumur ditengah dan konon dijadikan sebagai tempat pembakaran mayat. Di tenggara candi ini terdapat sumur tua yang dipercayai sebagai air suci dan sering digunakan dalam ritual keagamaan.
4. Paseban : Paseban merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti tempat untuk menghadap raja (seba = menghadap).
5. Pendopo
6. Tempat Pemujaan
7. Keputren : Tempat tinggal para putri raja.
8. Gua : terdiri dari dua gua buatan yang disebut gua lanang dan gua wadon.
Yang terkenal dari Keraton Ratu Boko, tentu saja adalah gerbangnya dan pemandangan sunset serta sunrise dari gerbang ini sangat disukai wisatawan mancanegara (dan bagi saya mengingatkan akan adegan kebangkitan Aslan di film The Chronichles Of Narnia The Lion, The Witch And The Wardrobe).
Satu lagi nilai plus dari Keraton Ratu Boko adalah, begitu kita sampai kita akan disambut dengan alunan langgam Jawa yang dinyanyikan para sinden lengkap dengan penabuh gamelannya [ mereka cuma bakalan nyanyi saat ada pengunjung baru yang datang saja, kalo nyanyi sepanjang pagi hingga sore, ya capek tuh mulutnya :) ]
Juga, kita bisa melihat pemandangan Candi Prambanan dan Candi Sewu dari Plaza Andrawina yang juga dapat disewa untuk acara pernikahan dan sebagainya.
Keraton Ratu Boko juga terkenal sebagai spot foto pre-wedding dan sering masuk iklan di televisi, lebih sering daripada Candi Borobdur maupun Candi Prambanan tanpa disadari masyarakat. Memang, Keraton Ratu Boko yang menjanjikan sudut – sudut menariknya ternyata masih kurang dikenal masyarakat, terbukti sepinya peminat ketika Pemkab Sleman mengadakan acara disini. Sayangnya, wisatawan mancanegara lebih mengenal tempat ini, juga terbukti dengan banyaknya wisman di sini daripada wisatawan domestik. Kasus yang sama dengan Candi Sewu. Sepertinya, kawasa wisata international ini perlu promo lebih gencar lagi di dalam negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar